Kuala Tungkal, delikjambi.com – Mutasinya dua orang dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Daud Arif Kuala Tungkal. Menyisakan beragam pertanyaan dan dugaan akan kebobrokan manajemen RSUD dalam hal penangan uang jasa medik.
Betapa tidak, uang jasa medik, yang mencapai hingga 2 milyar, terkadang bisa berlebih. Seharusnya didapat dari klaim pihak BPJS, tak kunjung cair. Tak tanggung tanggung jumlahnya jika diakumulasikan selama lima bulan terakhir, ditaksir bisa mencapai 10 milyar rupiah. Nilai ini terhitung sejak Januari 2024 hingga Mei 2024.
Terkesan kritis dan seringnya dr.Septiyanti, SpPD,FINASIM mempertanyakan uang jasa medik. Serta ingin memperjuangkan hak dari tenaga medis lainnya, termasuk sopir. Kuat dugaan menjadi pemicu gerahnya pihak manajemen RSUD Daud Arif dengan dr.Spti beserta suaminya.
Setidaknya spekulasi ini sangat menjadi dasarnya. Mengingat, sebelumnya dr. Septi yang awalnya mengetahui dan sebagai team perumusan. Secara tiba tiba tidak lagi mengetahui hal itu dan server yang biasa digunakannya, melalui salah satu program komputer, telah berubah server.
Sebagaimana disampaikan dr. Septi dihadapan rekan media baru baru ini.
dirinya membongkar, mempertanyakan dan terus mendesak manajemen RSUD Daud Arif untuk segera membayarkan uang jasa medik selama lima bulan terakhir. Bahkan sisa dari tahun sebelumnya sebanyak 700 juta lebihpun telah diupayakan.
“Karna saya sebagai ketua dalam jasa medis tersebut. Tentu kawan-kawan dokter, perawat, bidan dan yang pelayanan lainnya termasuk sopir menanyakan itu ke saya. Bahkan sampai sampai ada rekan kita yang minjam uang sekedar membeli susu anak. Mungkin kami para dokter yang sudah PNS , ada memiliki gaji lebih. Tapi bagaimana dengan yang lainnya. Kasihan mereka,”ungkapnya belum lama ini.
Saat ditanya, apakah pihak BPJS selama itu belum juga membayarkan. Dirinya menyebut tidak. Mengingat klaim dari pihak BPJS paling lama 14 hari kerja sudah keluar.
“Karena pagu setiap pasien itu berbeda beda. Sehingga kami pernah menerima 1,8 milyar, dua milyar tiap bulannya. Bahkan ada mencapai tiga milyar rupiah. Tapi belakang saya tidak lagi bisa mengeceknya lagi karena server itu tadi sudah berubah,”jelasnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga telah mempertanyakan pada pihak BPJS terkait molornya anggaran medik tersebut.
” Kami sudah tanyakan pada pihak BPJS, menurut mereka itu sudah dibayarkan ke bendahara RSUD Daud Arif, “pungkasnya.
Namun hingga berita ini diterbitkan, baik pihak bendahara RSUD Daud Arif Kuala Tungkal, maupun pihak BPJS, belum bisa dikonfirmasi.
Sahala saat dikonfirmasi via aplikasi WA, mengaku menyangkal semua dugaan tudingan itu. Dirinya menyebut karena adanya dugaan menelantarkan pasienlah yang jadi dasar mutasi.
“Karena saya ada dapat laporan adanya pasien yang ditelantarkan oleh Bu Septi ini. Lagian masalah uang itu, ibu ini masih sibuk ngurusin sisa uang yang lama dari tahun sebelumnya,”pungkas direktur RSUD ini.
Pada berita sebelumnya, dr Septi mengaku bukan menelantarkan pasien. Namun membatasi jumlah pasien yang ditangani pada hari itu. Namun tetap berlanjut penangannya pada hari berikutnya. Reza.