Berikut Fakta Kerugian RSUD Daud Arif Kuala Tungkal Mutasi Dua Dokter Spesialisnya

Kuala Tungkal, delikjambi.com – Mutasinya dua orang dokter spesialis dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Daud Arif Kuala Tungkal, menuju RSUD Surya Khairuddin, Merlung bakal terus menuai polemik. Secara signifikan akan mempengaruhi dan berdampak besar bagi RSUD Daud Arif Kuala Tungkal, sebagai rumah sakit induk. Lantaran pelayanan Hemodialisa (HD) ini merupakan layanan unggulan dari rumah sakit induk Kuala Tungkal. Selama ini dibidangi oleh dokter Septiyanti.SpPD, FINASIM.

Tentunya apa yang akan terjadi, jika layanan unggulan rumah sakit induk, ternyata tidak ada lagi. Lebih lebih lagi, langkanya keberadaan dokter spesialis ini, terlebih bagi dokter yang telah memiliki sertifikat Serta berpengalaman dan terlatih dibidangnya. Tidak akan menutup kemungkinan bisa dengan mudah mendapatkan kembali. Karena tidak semua rumah sakit, bisa dengan mudahnya melepaskan dokter spesialis di bidang ini.

Ironinya lagi rumah sakit Surya Khairuddin Merlung, tempat kerja baru dokter Septiyanti.SpPD, FINASIM dan dr. Y.Budi Andrianto.Sp B, Subsp.Ped (k). Ternyata tidak memiliki fasilitas seperti di RSUD Daud Arif Kuala Tungkal. Baik itu perlengkapan dan peralatan medis untuk cuci darah maupun gedung khususnya. Begitu pula dengan semua persyaratan tenaga belum juga ada. Baik dari dokter spesialis penyakit dalam terlatih, dokter umum terlatih dan perawat terlatih.

Terkuat fakta lain yang mengejutkan tentang siapa dokter Y.Budi ini. Ternyata dr. Y Budi Andrianto adalah satu satunya konsultan bedah Pediatrik di provinsi Jambi. Tidak hanya itu saja, total konsultan bedah pediatri di Indonesia. Tercatat hanya ada delapan puluh (80) orang saja. Sementara  yang masih bisa bekerja hanya sekitar Lima puluh (50) orang. Sisanya sudah tidak aktif lagi lantaran tua dan mengalami strok dan kendala kesehatan lainnya. Seharusnya, ke beradaan dokter yang langka ini, dipertahankan di rumah sakit induk. Sebaliknya bukan dimutasi ke rumah sakit yang sama sekali tidak memiliki fasilitas yang komplit.

Fakta lainnya yang berhasil didapat media ini. Ternyata dokter Y. Budi Andrianto, telah banyak menangani pasien dari Kabupaten lain. Untuk kasus bedah pediatrik (anak, terutama bayi). Dokter Budi malah membantu kiriman pasien dari rumah sakit Sarolangun, Bungo, Bangko hingga rumah sakit theresia Jambi. Guna melakukan operasinya di RSUD Daud Arif Kuala Tungkal.

Dengan tidak adanya dokter menangani masalah HD atau cuci daerah. Maka salah satu pelayanan di RSUD Daud Arif Kuala Tungkal tidak bisa melakukannya. Tidak menutup kemungkinan akan ada imbas yang cukup besar bagi RSUD Daud Arif Kuala Tungkal. Akan tersia sianya bangunan baru yang dibangun. Yaitu Paviliun Hemodialisa, Klinik Umum RSUD Daud Arif Kuala Tungkal. Lantaran tidak bisa digunakan. Akan menyalahi aturan jika kegiatan cuci darah tetap dilaksanakan, namun tidak ada dokter spesialis yang bersertifikat menanganinya.

Berdasarkan informasi dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa kejadian ini akan berdampak besar bagi pelayanan RSUD. Mengingat Hemodialisa ini adalah salah satu program unggulan.

“Ya namanya layanan unggulan. Kalau yang mau diunggulkan sudah tidak ada, apa yang mau diunggulkan. Nantinya akan  menyalahi jika dokternya tidak ada tetapi pelayanan hemodialisa tetap dijalankan, itu salah,”ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya, dikonfirmasi via aplikasi WA.

Saat ditanya apakah dirinya mengetahui kalau RSUD Surya Khairuddin Merlung memiliki, fasilitas cuci darah. Dirinya secara tegas menjawab tidak. Begitu halnya saat disentil, kerugian maupun dampak apa yang nanti bakal ditimbulakan dengan dimutasi dua orang dokter spesialis ini. Dirinya enggan berkomentar lebih jauh.

“Yang jelas setahu saya fasilitas untuk cuci darah itu, belum ada di RSUD Surya Khairuddin Merlung, Ini yg sangat disayangkan. Sementara sdah bnyak terbantu pasien di Tanjabbar yg melakukan HD.” Pungkasnya singkat.

*Reza