Merangin Gelar Acara Puncak HGN 2022

ADVETORIAL, MERANGIN963 Dilihat

Bangko-Pemkab Merangin menggelar acara puncak Hari Guru Nasional (HGN) 2022. Acara difokuskan pada upacara yang berlangsung di pelataran kantor baru bupati Merangin, Selasa (29/11).

Tampil sebagai Inspektur upacara yang diikuti ribuan guru di Kabupaten Merangin tersebut, Bupati H Mashuri. Pada amanatnya, bupati membacakan pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim.

Dalam amanat yang dibacakan bupati secara serius itu, Menteri Nadiem menawarkan dua program kerja untuk para guru di Indonesia. Kedua program tersebut, Platform Merdeka Mengajar dan Guru Penggerak.

‘’Program Guru Bergerak ini berbeda dengan program pendidikan yang ada selama ini. Program Guru Penggerak bertujuan untuk menghasilkan generasi baru kepemimpinan pendidikan Indonesia,’’ujar Bupati.

Mereka lanjut bupati, guru yang menomorsatukan murid dalam setiap keputusannya, yang mampu menjadi mentor bagi guru-guru lainnya dan berani melakukan terobosan-terobosan dalam memperjuangkan yang terbaik bagi muridnya.

‘’Sekarang sudah ada 50.000 Guru Penggerak dan tentunya kami masih akan terus mendorong agar makin banyak guru di seluruh penjuru Nusantara menjadi Guru Penggerak untuk memimpin roda perubahan pendidikan Indonesia,’’jelas Bupati.

Menteri berharap agar seluruh kepala daerah dapat segera mengangkat para Guru Penggerak, untuk bisa menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah, para inovator di sekolah dan di lingkungan sekitar.

Begitu pula dengan program persiapan calon guru masa depan, khususnya melalui transformasi program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan yang kini berorientasi pada praktik pengalaman lapangan, mengedepankan metode inkuiri, dan membiasakan guru melakukan refleksi.

Inovasi lainnya adalah kini perkuliahan PPG jauh lebih terintegrasi dengan sekolah, kampus, dan masyarakat melalui sistem digital. Semua ini bertujuan untuk melahirkan para pendidik sejati yang profesional dan adaptif, yang terus memprioritaskan kebutuhan peserta didik, dan yang selalu bersemangat untuk berkolaborasi dalam berinovasi.

Sedangkan program Platform Merdeka Mengajar diluncurkan pada awal tahun ini, sepenuhnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan guru akan ruang untuk belajar, berkarya, dan berkolaborasi.

Platform tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan yang ada di lapangan, bukan berdasarkan keinginan. Ini adalah perubahan besar cara kerja pemerintahan dalam melayani masyarakat.

‘’Jadi dalam Platform Merdeka Mengajar, guru bisa mengakses modul pembelajaran dengan gratis, mengunggah dan membagikan konten-konten praktik baik pembelajaran, dan terkoneksi dengan rekan sesama guru dari daerah lain,’’terang Bupati.

Guru di Aceh sekarang bisa belajar dari guru di Papua. Guru di Kalimantan bisa menginspirasi guru-guru yang ada di Jawa. ‘’Saya berterima kasih kepada lebih dari 1,6 juta pengguna Platform Merdeka Mengajar, yakni para guru yang mau mencoba hal-hal baru, yang tidak takut untuk berinovasi, yang sadar dan paham bahwa sudah tiba waktunya untuk bertransformasi,’’tegas Bupati.

*Dhe