Tiba Di Tanjabbar, Pengawas SMA SMK Provinsi Nilai Sistem Manajemen SMK 1 Kuala Tungkal Buruk

*Beralasan Lelah, Nurliah Enggan Berkomentar

KualaTungkal, delikjambi.com – Pasca aksi demo yang digelar siswa siswi SMKN 1 Kuala Tungkal pada Senin lalu. Koordinator Wilayah Pengawas SMK SMA Provinsi Jambi dan kota, Drs Agusman MP. d dan Saleh SP.d, secara langsung datangi sekolah, Selasa (08/11/2022).

Kedatangan dua orang pengawas ini ke sekolah guna mendengarkan apa yang jadi tuntutan murid dan para guru guru. Mengingat, Kadis Pendidikan Provinsi belum bisa hadir lantaran ada kegiatan dinas luar. Tidak menutup kemungkinan akan hadir pada hari Kamis nanti, beserta Kabid yang membidanginya.

Dari hasil pertemuan dengan sejumlah guru guru, tidak semua item tuntutan siswa yang disampaikan dan didengar langsung. Ada beberapa item diantara soal kedisiplinan, tata krama dan rasa kenyaman guru dengan Peltu Kepala Sekolah saat ini. Serta tidak pernah tersenyum terhadap semua guru. Sehingga para guru merasa tidak dihargai.

Selain itu permasalahan seragam sekolah dan semacam intimidasi dari Plt Kepsek juga disampaikan.

“Apa yang jadi keluahan memang tidak kita bahas sepenuhnya. Namun akan saya sampaikan masalah ini ke Kadis Provinsi. Yang jelas saya menangkap dan menilai ada sistem  pengelolaan manajemen sekolah yang buruk yang tidak tertata rapi disekolah ini. Alur prosedur yang benar, ini yang tidak ada,”tegas Agusman saat dikonfirmasi sejumlah awak media (08/11/2022).

“Alur prosedur yang maksud begini. Guru datang jam berapa, masuk kelas jam berapa, apa yang dipersiapkan, mengajar, menerangkan, kemudian menutup ruang belajar dan keluar. Itu yang saya maksud alur prosedur. Namun saya tanya tadi, katanya belum ada dibuat dan disepakati bersama. Kalau tidak pernah senyum, saat saya tanya ke Kepsek. Kepsek menjawab secara fisikli, saya tidak bisa senyum,”sambungnya lagi.

Saat disinggung masalah soal komite serta pengelolaan iuran sumbangan komite. Agusman mengaku tidak membahasa masalah ini tadi. Namun apa yang disampaikan oleh rekan media saat ini akan saya sampaikan nanti ke Kadis.

“Karena tadi yang disampaikan oleh ibu Rida adalah masalah baju olah raga. Ibu Rida ini yang mengumpulkan uang dengan rekannya, tapi uangnya dipinjam sekitar sepuluh juta. Namun saat minta bukti kwitansi, Kepsek ini tidak mau ngasi buktinya,”terangnya.

Lebih jauh Agusman menjelaskan. Sebenarnya tidak ada uang komite. Tetapi sumbang komite ada, itu dikelola oleh Komite langsung. Karena komite ini independen. Namanya sumbangan ini tidak ada ketentuan berapa besarnya atau ditetapkan. Tetapi jika ada kesepakan itu tidak masalah. Karena nanti ini untuk membayarkan guru honorer yang tidak masuk dalam data dapodik dan UMPTK.

“Pembayaran guru honorer yang melalui iuran komite ini, dibayarkan oleh komite langsung. Salah jika Kepsek yang membayarnya. Karena nanti komite ini harus membuat laporannya,”tegas pria yang bernah bertugas di Diknas Tanjab Barat ini.

Agusman sempat merasa kaget dan heran saat mendengar telah adanya pungutan iuran komite selama dua bulan terakhir. Terlebih laporan keuangan ini tidak diterima oleh pihak komite secara rinci. Baik itu ketua komite sebelumnya, maupun bendahara.

“Tadi tidak ada kita bahas itu, kita baru dapat informasi ini dari rekan rekan media.Seharusnya komite itu dibentuk, disahkan kemudian di SK kan. Begitu sudah ada SK, baru bisa ada operasional komite sesuai dengan kesepakan dan juknis yang jelas. Tetapi kalau itu tidak ada, ini jelas menyalahi prosedur;”pungkasnya secara tegas.

Sementar, Dra Nurliah, Peltu Kepala Sekolah SMKN 1 Tanjab Barat, saat dikonfirmasi. Dirinya mengaku lelah sekali dan tidak bisa memberikan banyak keterangan.

“Maaf ya bapak bapak dan ibu dari media. Saya merasa lelah. Saat rapat tadi saya tidak berikan hak menjawab dan sebatas mendengarkan saja. Saya dengarkan aja, nanti ada hak jawab saya. Namun saya akan pertanggung jawabkan semua;”pungkasnya. (Reza)