BUNGO, delikjambi.com — Bencana banjir kembali terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Bungo, Jambi akibat hujan deras pada Sabtu, (13/1/2024) lalu.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bungo mencatat bahwa sebanyak 14 kecamatan terdampak. Jumlah warga yang terdampak mencapai 5.898 KK atau 22.157 jiwa.
Menyikapi kejadian tersebut, sebagai bentuk kepeduliannya melalui program Pupuk Laoying “Mesti Peduli”, PT. Bintang Cahaya Tani (Distributor pupuk Laoying Jambi) dan PT. Mest Indonesiy (Mestindo) Kembali menyalurkan bantuan nasi bungkus untuk korban Banjir dibeberapa titik di Kabupaten Bungo, Senin (15/01/2024).
Ading Sandiko selaku Marketing Koordinator Lao Ying Provinsi Jambi mengatakan, adapun bantuan ini sebagai respons cepat Pupuk Laoying membantu masyarakat terdampak banjir yang terjadi di Kabupaten Bungo tersebut guna memenuhi kebutuhan makanan karena banjir yang meluap selama dua hari mengakibatkan warga tidak bisa beraktivitas dengan baik.
Bantuan nasi bungkus langsung disalurkan kerumah-rumah warga terdampak yang berada di Jaya Setia, Danau Buluh dan Sungai udo. “Bantuan ini wujud kedekatan Pupuk Laoying dengan masyarakat, sekaligus upaya merespons kondisi sosial yang terjadi di Kabupaten Bungo. Apalagi saat banjir melanda, kebutuhan makanan merupakan hal utama yang wajib dipenuhi bagi warga,” ujar Ading.
Salah seorang warga Jaya Setia, juna, mengaku sangat terbantu atas bantuan tersebut. “Alhamdulillah, terima kasih Pupuk Laoying. Ini sangat membantu bagi kami, karena hingga saat ini kami belum bisa memasak,” ungkapnya.
Sementara itu, warga lainnya Iroh menyebutkan banjir yang sudah menggenai rumahnya ini membuat peralatan rumah juga terseret arus. Untuk itu, dirinya merasa bersyukur atas bantuan yang diberikan sehingga para warga tak perlu menahan lapar dan bisa segera membersihkan material lumpur akibat banjir.
“Kami mengucapkan terima kasih banyak atas kepedulian Pupuk Laoying yang telah memberikan bantuan nasi bungkua kepada warga. Sekarang kami bisa fokus membersihkan material lumpur di rumah. Kalau tidak ada nasi, terpaksa kami menahan lapar. Karena beras sudah bercampur lumpur,” pungkasnya
Reporter: Adhe