Jadi Narasumber FGD di Jakarta, Safrial Sampaikan Gambaran Umum Tanjabbar

TANJABBAR, DELIK JAMBI – Bupati Safrial menjadi narasumber di Focus Group Discussion (FGD) Revitalisasi Kemitraan Program Prukades (Produk Unggulan Kawasan Pedesaan) di Aula Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (18/06/2019).

SafrIal menjadi Narasumber dalam peran Kepala Daerah dalam mensukseskan kemitraan program desa Makmur, peduli api dengan mengembangkan potensi kompos sebagai produk unggulan kawasan pedesaan.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Safrial menyampaikan gambaran umum kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) yang terletak di pesisir pantai timur Provinsi Jambi. Potensi wilayahnya merupakan kawasan strategis dari sudut ekonomi, kepentingan sosial dan budaya, serta lingkungan.

Potensi lain seperti perkebunan seperti kelapa dalam (54.737 ha), kelapa sawit (63.554 ha), kopi (2.873 ha) dan potensi alam berupa bakau dan gambut. Menurutnya, program peduli api dengan menggalakkan kelompok-kelompok masyarakat.

“Kita buat kelompok masyarakat peduli api, seperti Satgas KARHUTLA di tiap Kecamatan (Terdiri dari Unsur Muspika), Pos Pemadam Kebakaran di dua Kecamatan Tungkal Ilir dan Pengabuan, DESTANA (Desa Tangguh Bencana), SIGAHKAR (Siaga Pencegahan Kebakaran),” katanya.

Sementara untuk potensi produk unggulan kawasan pedesaan (Purkades) seperti Pupuk Kompos dari Limbah Sawit, memenuhi kebutuhan kompos dari Perusahaan HTI sebesar 15.000 s.d 18.000 ton per bulan.

“Lokasi yang menjadi Prukades dengan produk unggulan terdiri dari Kompos berada di Kecamatan Tebing Tinggi. Dari 9 desa yang berada di Tebing Tinggi yang ditetapkan 3 desa sebagai kawasan kompos, yaitu Desa Dataran Kempas, Desa Delima, dan Desa Purwodadi,” sebutnya.

Kedepannya kompos akan dibuat dalam bentuk granular lebih (butiran/biji) memudahkan pemasaran karena lebih diminati. Membuat kemasan standar untuk dijual di pasar umum atau pasar rakyat.

Produksi perbulan 3.200 ton, harga dasar Rp1.135, – per kilo maka omset perbulan dari prukades kompos adalah 3,6 Milyar per bulan atau 43,2 Milyar Pertahun PAD (Pendapatan Asli Desa) di APBDes Tahun 2018, Desa Dataran Kempas sebesar Rp. 73 Juta, Sementara desa Delima sebesar Rp. 135 Juta

“Dengan Prukades Kompos berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat dengan menurunnya angka kemiskinan. Sejak dimulainya usaha produksi kompos 6 Oktober 2016 lalu, memiliki dampak sosial terhadap angka kriminal pencurian tandan sawit di kawasan prukades menjadi berkurang bahkan tidak ada,” pungkasnya.

(REZA)